www.arabic.web.id |
- Hakikat Cinta
- Bagaimana kamu akan kembali…?
- Jadikanlah mendung mu hujan.. sahabatku..
- Cinta yang memabukkan
- Kaidah-kaidah Fiqih
- Kitab Puasa – Matan Abi Syujaa’
- Kitab Thaharah (Bersuci) – Matan Abi Syujaa’
- Hadits Dhaif – Syarah Al Mandzhumah Al Baiquniyyah
- Hadits Hasan – Syarah Al Mandzhumah Al baiquniyyah
- Hadits Shahih – Syarah Al Mandzhumah Al Baiquniyyah
Posted: 29 Jun 2010 01:23 AM PDT أحـبـك حـبـاً لـو تـحبين مـثـلــــــــــــه أصـابـك من وجـــدي عـلـى جـنـونــي Aku sungguh mencintaimu dengan cinta yang jika kau merasakan cinta ini niscaya kau akan gila karenanya
أحـبـك كالـبـدر الـذي فـاض نـــــوره على فـيـح جـنـات و خـضـر تـــــلال aku mencintaimu laksana bulan yang cahayanya menerangi taman nan luas dan bukit nan hijau..
أحـبـك حـتـى كـأن الـهـــــــــــــــــــــوى تـجـمـع و ارتـاح في أضـلــــــعـي
aku mencintaimu.. seakan-akan rasa cinta berkumpul dan merasakan ketenangan di tulang rusukku,,,
فـلـو كـان لي قـلـبـان عـشـت بـواحــد و أبـقـيـت قـلـبـاً في هـواك يـعـذب
kalaulah ku memiliki dua hati.. aku kan hidup dengan satu hati.. dan aku sisakan satu hatinya tertawan dengan mencintaimu..
سـحرتـني حبـيـبتي بـسواد عيونـهـــا إنـمـا السـحـر في سـواد الـعـيـــــــــــون
cintaku kau menyihirku dengan hitam matamu.. sesungguhnya sihir itu ada pada hitamnya mata..
نقل فؤادك حيث شئت من الهــــــــــوى ما الــحـب إلا لـلـحـبـيــــــــــب الأول palingkanlah hatimu kepada siapa saja yang kau cinta.. tidaklah cinta kecuali kembali kepada cinta yang pertama.. janganlah kau berdusta atas nama cinta.. lalu kau lampiaskan cinta dengan syahwatmu.. jagalah hati dengan cinta Nya.. karena betapapun kita memalingkan hati, hanya kepada Nya lah kita kembali.. dan hanya Ia lah cinta Nya abadi.. kecantikan yang mempesonamu.. apalah artinya jika hanya menyesatkanmu.. jangan tertipu dengan bisik godaannya.. betapa banyak orang yang mengaku patah hati.. padahal cinta belum lah halal baginya.. lalu merenunglah ia dan menangisinya.. sudikah ia menangisi maksiatnya karena enggan menjauh darinya?? sesungguhnya cinta hakiki membawa kepada kebahagiaan abadi.. raihlah cinta yang berpahala.. cinta yang suci di atas perjanjian yang kuat.. Ia menggambarkannya sebagai “mitsaqon gholidzho” “…Dan mereka (isteri-isterimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat." (An-Nisa: 21) -allahummaghfirlii maa qoddamtu wa maa akh-khortu-
|
Posted: 29 Jun 2010 01:20 AM PDT كَيْفَ اَنْتَ سَتَعُوْدْ.. وَمَا مِنْ يَوْمٍ مَوْعُوْدْBagaimana kamu akan kembali?.. padahal tak ada hari yang dijanjikan..
اِنَّ اَيَّامِيْ كَانَتْ مَحْبُوْبَةْ… قِصَّةٌ فِيْهاَ كَانَتْ مَشْهُوْدًةْSesungguhnya hariku dulu dicinta.. padanya disaksikan segala kisah..
يَا مَنْ يُفْرِحُ القُلُوْبْ.. مَا غَيْبَكَ اِلاَّ المَغْضُوْبْWahai yang membahagiakan hati.. tidaklah kehilanganmu kecuali dibenci.. اِعْلَمُوْا يَا مَنْ يَمْلِكُ لِلنَّاسِ الوِدَادْ… لاَ تَدُْمْ الحُبّ اِلاَّ لِرَبِّ العِبَادْKetahuilah wahai yang memiliki cinta pada manusia.. jangan kau abadikan cinta kecuali kepada tuhan para hamba.. قال الارجاني
Telah berkata al arrojany *
مَوَدَّتُهُ تَدُوْمُ لِكُلِّ هَوْلٍ… وَهَلْ كُلٌّ مَوَدَّتُهُ تَدُوْمُCintanya senantiasa membuat ketakutan.. apakah setiap sesuatu cintanya tetap?? Ini adalah tulisanku yang ku goreskan untuk jiwa yang semakin tak tenang.. berharap dari sesuatu yang tak mungkin atau mungkin tapi sulit digapai.. ketika harapan terhalang dinding yang menjulang tinggi.. ketika kenyataan makin menggetarkan relung-relung semangat.. Ku mencoba untuk ikhlas.. kepada yang telah, akan, dan segera pergi.. atau yang tak ku tahu kepergiannya atau kehadirannya kelak…kini aku pasrah berharap.. bukan tak bisa berbuat.. tapi dengan kata ku goreskan maksud.. darinya tercermin tujuan.. tiada yang mengerti kecuali yang maha mengetahui akhir segalanya.. رب زدني علما نافعا و رزقا طيبا و عملا متقبلا Ya rabbi.. tambahkan aku ilmu yang bermanfaat, rizqi yang baik, dan amal yang diterima.. ” Al Batawy” * aku nukil perkataan ini dari "Al Balaghah : Al Ma'any – Al Bayan Al Badi" Oleh Umar bin 'alawy bin abu bakar al kaafi hal 447 |
Jadikanlah mendung mu hujan.. sahabatku.. Posted: 29 Jun 2010 01:16 AM PDT يَا صَاحِبِيْ Wahai Sahabatku..
عِنْدَمَا كُنّا رِفَاقاً .. كَانَتِ الدُّنْيَا هَنا
Dahulu, ketika kita berteman.. Dunia amat menyenangkan..
Sahabatku.. Apa yang terjadi?
ما لِلنُّفُوْسِ تَبَدَّلَتْ ؟
Apa yang membuat diri berbeda? Apa yang membuat cinta mengeruh? wahai sahabatku..
أَوَلَمْ تَكِنْ يَوْماً لَنَا
Tidakkah ingat hari-hari kita..
Bintang menerangi kita, indah!
Apakah kamu menjauh terpaksa? Ataukah sengaja?
Tidak, aku tidak menjanjikanmu demikian..
Katakan lah dengan nama Tuhanmu wahai saudaraku..
فَمَا عَهِدْتُكَ مُنْكِرَ Katakanlah dengan nama Tuhanmu akan kejujuran
مِنْ حُزْنِي.. كَرَّرْتُهَا
Dari kepedihanku, ku ulangi..
Akan tetapi sahabatku menentang..
Dari kepedihanku, ku ulangi..
Akan tetapi sahabatku tak mengerti..
Dari kepedihanku, ku ulangi..
Telah lama berlalu.. dan berlanjut..
مِنْ حُزْنِي.. كَرَّرْتُهَا Dari kepedihanku.. ku ulangi..
Sesungguhnya aku berkata sebenarnya.. Maka jauhilah saling menyalahkan dan perdebatan..
Kembalilah kepada kepada kami segera..
اِجْعَلْ سِحابَكَ مُمْطِرًا Wahai sahabatku.. Syair diambil dari “يا صاحبي ما ذا جرى” oleh عماد الصقعبي dengan gubahan dariku.. dengan penambahan dan pengurangan untuk menyesuaikan kondisiku.. Klik di link ini untukmelihat syair aslinya.. |
Posted: 29 Jun 2010 01:09 AM PDT ولا تسألني عن وطني فقد اقمته بين يديك ولا تسألني عن اسمي فقد نسيته عندما احببتك Jangan kau tanya tanah airku, karena telah ku letakkan di hadapanmu.. jangan kau tanya namaku, karena aku telah lupa sejak mencintaimu.. احبك ..فكم تبقى من عمري ساعيشه بحبك؟ aku mencintaimu.. maka berapa banyak harus kuhabiskan umurku agar bisa hidup mencintaimu.. وكم تبقى من ليالي كي احلم بك فيه وكم سنة يجب ان اناديك كي تسمع نداءي ؟ وكم سنة يجب ان ابكي كي تدرك حجم المي ؟ لماذا بين يدي ويديك سرب من الاسلاك لماذا حين اكون انا هنا تكوني انتي هناك Mengapa tanganku dan tanganmu seperti terikat tali.. dan mengapa kau selalu ada dimanapun ku berada.. ربما يبيع الانسان شيئا قد شراه لكن لا يبيع قلباً قد هواه barangkali manusia bisa menjual sesuatu yang telah dibeli.. namun ia tak dapat menjual hati yang ia cintai untukmu kekasih hatiku.. tidaklah aku melihatmu kecuali kebahagiaan menghiasiku.. hiasilah hidupku dengan cintamu.. maka kan ku beri cinta yang lebih dari itu.. Beberapa syair dinukil dari "syair cinta dan rindu", Hamsyah Sahr beberapa yang lain dari berbagai sumber.
|
Posted: 29 Jun 2010 12:50 AM PDT Al Qawaidul Fiqhiyyah (kaidah-kaidah fiqih) adalah sebuah kitab yang berbentuk nadzham (syair) yang berisi tentang kaidah-kaidah dasar ilmu fiqih. Pengarang kitab nadzham ini adalah seorang ulama terkemuka, Abdurrahman bin Nashir bin Abdullah As-Sa'diy, lahir pada tahun 1307 H di kota Unaizah, Qasim, wilayah Najd, Kerajaan Saudi Arabia. Syaikh As Sa'dy memiliki banyak karangan diantaranya Taisirul Karimil Mannan fi Tafsir Kalamil Rahman (Kemudahan dari Yang Maha Mulia lagi Maha Pemberi dalam Tafsir Kalam Ilahi), Al-Irsyad ilaa Ma'rifatil Ahkam (Petunjuk untuk memahami hukum-hukum), Ar – Riyadh an-Nadhirah (Taman-taman yang bercahaya), Bahjatu Qulubil Abrar (Kegembiraan hati orang-orang yang bertaqwa), Manhajus Salikin wa Taudhihul Fiqh Fid Diin (Pedoman orang yang beribadah dan pejelasan fiqh dalam agama), dan banyak lagi yang lain.
Kaidah-kaidah Fiqih الحَمْدُ للهِ العَلِيِّ الأَرْفَقِ * وَجَامِعِ الأَشْيَاءِ وَ المُفَرِّقِ Segala puji bagi Allah yang Maha Tinggi dan Maha Lembut .. Pengumpul dan Pemisah segala sesuatu ذِي النِِّعَمِ الوَاسِعَةِ الغَزِيْرَةْ * وَالحِكَمِ البَاهِرَةِ الكَثِيْرَةْ pemilik nikmat yang luas lagi melimpah serta hikmah yang bersinar lagi banyak ثُمَّ الصَّلاَةُ مَعْ سَلاَمٍ دَائِمِ * عَلَى الرَّسُوْلِ القُرَشِيِّ الخَاتَمِ kemudian semoga shalawat serta salam senantiasa atas Rasul penutup dari suku Quraisy وَاَلِهِ وَصَحْبِهِ الأَبْرَارِ * الحَائِزِيْ مَرَاتِبِ الفَخَارِ atas keluarganya, sahabatnya yang baik yang mencapai tingkatan membanggakan اِعْلَمْ هُدِيْتَ أَنَّ أَفْضَلَ الْمِنَنْ * عِلْمٌ يُزِيْلُ الشَّكَّ عَنْكَ وَ الدَّرَنْ ketahuilah-semoga kamu diberi petunjuk-bahwa sebaik-baik anugerah adalah lmu yang menghilangkan keraguan dan keburukan وَيَكْشِفُ الْحَقَّ لِذِيْ الْقُلُوْبِ * وَيُوْصِلُ الْعَبْدَ إِلَى الْمَطْلُوْبِ serta menyingkap kebenaran bagi pemilik hati dan mengantarkan hamba kepada yang dicari فَاحْرِصْ عَلَى فَهْمِكَ لِْلْقَوَاعِدِ * جَامِعَةِ الْمَسَائِلِ الشَّوَارِدِ Maka bersemangatlah dalam mempelajari kaidah-kaidah (fiqh), Pelajarilah ilmu secara bertahap.. dan ikutilah jalan orang yang benar وَهَذِهِ قَوَاعِدٌ نَظَمْتُهَا * مِنْ كُتْبِ أَهْلِ الْعِلْمِ قَدْ حَصَلْتُهَا ini adalah kaidah-kaidah yang aku susun dari kitab-kitab ahli ilmu جَزَاهُمُ الْمَوْلَى عَظِيْمَ الاَجْرِ * وَالْعَفْوَ مَعْ غُفْرَانِهِ وَالْبِرِّ Semoga Allah membalas mereka dengan pahala yang besar serta ampunan dan kebaikan Nya النِّيَّة شَرْطٌ لِسَائِرِ الْعَمَلْ * بِهَا الصَّلاَحُ وَالفَسَادُ لِلْعَمَلْ Niat adalah syarat bagi semua amal.. Niat lah penentu baik dan rusak nya amal الدِّيْنُ مَبْنِيٌّ عَلَى الْمَصَالِحِ * فِيْ جَلْبِهَا وَالدَّرْءِ لِلْقَبَائِحِ Agama ini dibangun atas pengambilan maslahah dan penolakan mafsadah فَإِنْ تَزَاحَمْ عَدَدُ الْمَصَالِحِ * يُقَدَّمُ الأَعْلَى مِنَ الْمَصَالِحِ Apabila beberapa maslahat berbenturan, maka didahulukan yang paling utama maslahatnya Sebaliknya, Jika beberapa mafsadah bebenturan maka ambillah yang paling kecil kerusakannya Diantara kaidah syara’ kita adalah "memudahkan" pada setiap perkara yang terlihat sulit Bukan lah suatu kewajiban jika tiada kemampuan dan tidak ada yang diharamkan saat darurat وَكُلُّ مَحْظُوْرٍ مَعَ الضَّرُوْرَةْ * بِقَدْرِ مَا تَحْتَاجُهُ الضَّرُوْرَةْ Setiap yang dilarang saat keadaan darurat (diperbolehkan) sekedar memenuhi kebutuhan daruratnya saja وَتَرْجِعُ الأَحْكَامُ لِلْيَقِيْنِ * فَلاَ يُزِيْلُ الشَّكُّ لِلْيَقِيْنِ Hukum itu dikembalikan pada keyakinan maka keraguan tidak dapat menghilangkan keyakinan وَالأَصْلُ فِيْ مِيَاهِنَا الطَّهَارَةْ * وَالأَرْضِ وَالثِّيَابِ وَالحِجَارَةْ Hukum asal air, tanah, pakaian, dan batu adalah suci Hukum asal jima’, daging, jiwa, dan harta bagi seorang muslim itu: تَحْرِيْمُهَا حَتَّى يَجِيْئَ الْحِلُّ * فَافْهَمْ هَدَاكَ اللّهُ مَا يُمَلُّ Hukumnya haram sampai datang yang menghalalkannya.. Maka pahamilah.. Semoga Allah memberimu petunjuk pada apa yang diharapkan.. وَالأَصْلُ فِي عَادَتِنَا الإِبَاحَةْ * حَتَّى يَجِيْئَ صَارِفُ الإِبَاحَةْ Hukum asal adat istiadat adalah mubah sampai datang dalil yang merubah hukum mubahnya وَلَيْسَ مَشْرُوْعًا مِنَ الأُمُوْرِ * غَيْرَ الَّذِيْ فِيْ شَرْعِنَا مَذْكُوْرِ Setiap perkara yang dalam syariat tidak disebutkan maka tidak disyariatkan وَسَائِلُ الأُمُوْرِ كَالْمَقَاصِدِ * واحْكُمْ بِهَذَا الْحُكْمِ للزَّوَائِدِ وَالخَطَأْ وَالإِكْرَاهُ وَالنِّسْيَانُ * أَسْقَطَهُ مَعْبُوْدُنَا الرّحْمنُ Salah, terpaksa, dan lupa itu dimaafkan oleh rabb yang kita sembah, Ar Rahman
لَكِنْ مَعَ الإِتْلاَفِ يَثْبُتُ الْبَدَلْ * وَيَنْتَفِي التَّأْثِيْمُ عَنْهُ وَالزَّلَلْ akan tetapi jika disertai pelanggaran (hak manusia), ia wajib menggantinya dan berguguran lah dosa dan kesalahan وَمِنْ مَسَائِلِ الأَحْكَامِ فِي التَّبَعْ * يَثْبُتُ لاَ إِذَا اسْتَقَلَّ فَوَقَعْ Diantara hukum hukum fiqih adalah taba’[1], ia bisa tetap hukumnya (jika diikutkan dengan yang lain), meski hal itu tidak bisa ditetapkan bila berdiri sendiri وَالْعُرْفُ مَعْمُوْلٌ بِهِ إِذَا وَرَدْ * حُكْمٌ مِنَ الشََّرْعِ الشَّرِيْفِ لَمْ يُحَدّْ مُعَاجِلُ الْمَحْظُوْرِ قَبْلَ آنِهِ * قَدْ بَاءَ بِالْخُسْرَانِ مَعْ حِرْمَانِهِ Orang yang menyegerakan hal yang dilarang sebelum waktunya itu sungguh memperoleh kerugian serta keharamannya وَإِنْ أَتَى التَّحْرِيْمُ فِيْ نَفْسِ الْعَمَلْ *أَوْ شَرْطِهِ فَذُوْ فَسَادٍ وَخَلَلْ Jika datang pengharaman (syariat) pada suatu amal atau pada syarat nya maka amal itu (pada hakikatnya) rusak dan tercela وَمُتْلِفُ مُؤْذِيْهِ لَيْسَ يَضْمَنُ * بَعْدَ الدِّفَاعِ بِالَّتِيْ هِيَ أحْسَنُ Orang yang merusak sesuatu yg mengganggunya, tidaklah menanggung akibatnya, وَأَلْ تُفِيْدُ كُلَّ فِي الْعُمُوْمِ * فِي الْجَمْعِ وَالأِفْرَادِ كَالْعَلِيْمِ dan "Al" pada jamak dan mufrad itu memberi faidah keumuman pada segala hal وَالنَّكِرَاتُ فِيْ سِيَاقِ النَّفْيِ * تُعْطِي الْعُمُوْمَ أَوْ سِيَاقِ النَّهْيِ Dan juga nakirah pada kalimat peniadaan dan larangan memberikan makna umum كَذَاكَ مَنْ وَمَا تُفِيْدَانِ مَعَا * كُلَّ الْعُمُوْمِ يَا أُخَيَّ فَاسْمَعَا Begitupula kata "مَنْ (siapa)" dan " مَا(apa)", keduanya memberikan makna umum wahai saudaraku.. maka dengarkanlah.. وَمِثْلُهُ المُفْرَدُ إِذْ يُضَافُ * فَافْهَمْ هُدِيْتَ الرُّشْدَ مَا يُضَافُ dan contoh lainnya, kata mufrad jika diidhafahkan.. maka pahamilah semoga kamu diberi petunjuk وَلاَ يَتِمُّ الْحُكْمُ حَتَّى تَجْتَمِعْ * كُلُّ الشُّرُوْطِ وَالْمَوَانِعْ تَرْتَفِعْ Tidak sempurna suatu hukum sampai terpenuhi semua syarat nya dan hilang semua mawani’ (pencegah) nya وَمَنْ أَتَى بِمَا عَلَيْهِ مِنْ عَمَلْ * قَدْ اسْتَحَقَّ مَا لَهُ عَلَى الْعَمَلْ
وَكُلُّ حُكْمٍ دَائِِرٌ مَعْ عِلَّتِهْ * وَهِيَ الَّتِي قَدْ أَوْجَبَتْ لِشِرْعَتِهْ Setiap hukum itu terkait dengan ‘illat yaitu sesuatu yang mewajibkan syariat suatu hukum وَكُلُّ شَرْطٍ لاَزِمٌ لِلْعَاقِدِ * في الْبَيْعِ وَالنِّكَاحِ وَالْمَقَاصِدِ Setiap syarat yang diajukan oleh pembuat akad dalam jual-beli, pernikahan, dan tujuan lain itu wajib (dipenuhi) إِلاَّ شُرُوْطًا حَلَّلَتْ مُحَرَّمَا * أَوْ عَكْسَهُ فَبَاطِلاَتٌ فَاعْلَمَا Kecuali syarat-syarat yang menghalalkan apa yang haram dan kebalikan nya maka ketahuilah bahwa ini syarat yang bathil تُسْتَعْمَلُ الْقُرْعَةُ عِنْدَ الْمُبْهَمِ * مِنَ الْحُقُوْقِ أَوْ لَدَى التَّزَاحُمِ Undian itu (boleh) digunakan ketika ada hak-hak yang samar atau banyaknya orang وَإِنْ تَسَاوَى الْعَمَلاَنِ اجْتَمَعَا * وَفِعْلُ إِحْدَاهُمَا فَاسْتَمِعَا Jika ada dua amal sejenis yang berkumpul maka cukup sekali dilakukan.. perhatikanlah.. وَكُلُّ مَشْغُوْلٍ فَلاَ يُشَغَّلُ * مِثَالُهُ الْمَرْهُوْنُ وَالْمُسَبَّلُ Setiap hal yang sedang dalam proses tidak boleh diproses contohnya benda yang digadai atau diwakafkan وَمَنْ يُؤَدِّ عَنْ أَخِيْهِ وَاجِبَا * لَهُ الرُّجُوْعُ إِنْ نَوَى يُطَالِبَا Orang yang memiliki kewajiban (hutang) dari saudaranya, maka ia wajib mengembalikkannya jika saudaranya berniat memintanya وَالْوَازِعُ الطَّبْعِيّ عَنِ الْعِصْيَانِ * كَالْوَازِعِ الشَّرْعِيّ بِلاَ نُكْرَانِ Tidak ada yg mengingkari, bahwa dorongan tabiat untuk meninggalkan maksiat وَالْحَمْدُ لِلّه عَلَى التَّمَامِ * في الْبَدْءِ وَالْخِتَامِ وَالدَّوَامِ Segala puji bagi Allah di permulaan dan di penutupan serta setiap saat.. ثُمَّ الصَّلاَةُ مَعْ سَلاَمٍ شَائِعِ * عَلَى النَّبِيّ وَصَحْبِهِ والتَّابِعِ Kemudian shalawat serta salam semoga tercurah atas Nabi, Sahabat, dan Tabi’in [1] taba': sesuatu yg ada karena mengikuti keberadaan hal lain, bukan sesuatu yg berdiri sendiri |
Kitab Puasa – Matan Abi Syujaa’ Posted: 29 Jun 2010 12:15 AM PDT Kitab Matan Al Ghayah wa At Taqrib atau juga dikenal dengan Matan Abi Syujaa' adalah sebuah kitab fiqih dasar yang memuat hukum-hukum fiqih madzhab syafi'i. Kitab ini hanya berisi poin-poin penting kesimpulan madzhab syafi'i tanpa dikemukakan dalil-dalil dari Al Qur'an dan sunnah. Hal ini disesuaikan dengan tujuan penyusunan kitab ini agar mudah dipelajari dan dihapal oleh para penuntut ilmu.
Kitab PuasaSyarat Wajib Puasa Syarat wajib puasa itu ada empat:
Kewajiban dalam Berpuasa Kewajiban (fardhu) dalam berpuasa itu ada empat:
Pembatal Puasa Perkara yang membatalkan puasa ada sepuluh:
Sunnah-sunnah dalam Berpuasa Perkara yang disunnahkan dalam berpuasa ada tiga:
Hari-hari yang Dilarang Berpuasa Padanya Diharamkan berpuasa pada lima hari: Dua hari raya (idul fithri & idul adha) dan tiga hari tasyriq (11,12,13, dzulhijjah). Dimakruhkan berpuasa pada hari syak (satu atau dua hari sebelum Ramadhan) kecuali jika bertepatan dengan kebiasaan berpuasa seseorang. Keringanan, Qadha, dan Kafarat berpuasa
Hukum I’tikaf I'tikaf merupakan sunnah yang sangat dianjurkan. Syarat I'tikaf ada dua:
Orang yang sedang melakukan i'tikaf nadzar tidak diperbolehkan keluar dari masjid kecuali untuk memenuhi hajat manusiawi atau adanya udzur syar'iy seperti haidh atau sakit yang tidak memungkinkan baginya untuk tinggal di masjid. I'tikaf batal dengan sebab bersetubuh. |
Kitab Thaharah (Bersuci) – Matan Abi Syujaa’ Posted: 28 Jun 2010 11:55 PM PDT
Kitab Matan Al Ghayah wa At Taqrib atau juga dikenal dengan Matan Abi Syujaa’ adalah sebuah kitab fiqih dasar yang memuat hukum-hukum fiqih madzhab syafi’i. Kitab ini hanya berisi poin-poin penting kesimpulan madzhab syafi’i tanpa dikemukakan dalil-dalil dari Al Qur’an dan sunnah. Hal ini disesuaikan dengan tujuan penyusunan kitab ini agar mudah dipelajari dan dihapal oleh para penuntut ilmu. Insya Allah kami akan menerjemahkan kitab ini bab per bab sampai selesai. Semoga Allah memberikan kami kekuatan dan hidayah Nya.. Semoga Allah memuliakan ummat islam dengan ilmu..
Segala puji bagi Allah , tuhan seluruh alam.. Semoga Shalawat senantiasa tercurah atas pemimpin kita, Muhammad, Nabi yang ummiy dan atas keluarganya yang suci dan para sahabatnya sekalian.. Telah berkata Al Qadhy Abu Syuja', Ahmad bin Al Husain bin Ahmad Al Ashfahaniy – Semoga Allah merahmatinya- :"Beberapa temanku – semoga Allah memelihara mereka- memintaku untuk meringkas masalah fiqih dalam madzhab Al Imam Asy Syafi'I –Semoga Allah merahmati dan meridhainya- supaya mudah dipelajari oleh para penuntut ilmu dan mudah dihafal untuk para pemula dan mereka memintaku untuk memperbanyak bab-bab pembahasan kemudian membatasi sifat-sifat nya, maka aku menjawab permintaan mereka dengan mengharapkan pahala dan petunjuk kepada kebenaran dari Allah ta'ala. Sesungguhnya Allah Maha Mentakdirkan segala sesuatu dan Maha Lembut lagi Maha Mengetahui hamba Nya"
Kitab BersuciHukum Air Air yang boleh dipergunakan untuk bersuci ada 7 macam yaitu air hujan, air laut, air sungai, air sumur, air dari mata air, air salju, dan air dingin (es / embun). Air itu ada empat jenis:
Hukum Kulit Bangkai dan Penggunaan Emas dan Perak
Kulit bangkai itu dapat disucikan dengan disamak kecuali kulit anjing dan babi serta yang dilahirkan dari keduanya atau salah satunya. Tulang dan rambut bangkai itu najis kecuali tulang dan rambut manusia. Tidak diperbolehkan menggunakan bejana yang terbuat dari emas dan perak dan diperbolehkan menggunakan bejana yang terbuat dari selain keduanya. Hukum Bersiwak Bersiwak itu disunnahkan dalam setiap keadaan kecuali setelah tergelincirnya matahari bagi orang-orang yang berpuasa. Bersiwak itu sangat dianjurkan pada tiga keadaan: ketika terjadi bau mulut, bangun dari tidur, dan ketika hendak shalat. Kewajiban dalam Berwudhu Kewajiban (fardhu) dalam berwudhu itu ada 6: Berniat ketika membasuh wajah, membasuh wajah, membasuh kedua tangan sampai sikut, menyapu sebagian kepala, membasuh kedua kaki sampai mata kaki, dan berurutan. Sunnah-sunnah dalam Berwudhu Sunnah-sunnah dalam berwudhu ada 10: membaca basmalah, membasuh kedua telapak tangan sebelum memasukkannya ke dalam kolam wudhu, berkumur-kumur, memasukkan air ke hidung (istinsyaq), menyapu semua bagian kepala, menyapu kedua telinga bagian luar dan dalam dengan air yang baru, menyela-nyela jenggot yang lebat, menyela sela-sela jari tangan dan kaki, mendahulukan yang kanan atas yang kiri, melakukan tiap gerakan tiga kali, dan berturut-turut (tanpa jeda). Hukum Beristinja (Membersihkan Hadats Kecil) Beristinja dari buang air kecil dan besar adalah wajib. Beristinja dengan batu terlebih dahulu kemudian dengan air adalah yang paling utama. Seseorang boleh mencukupkan diri beristinja dengan menggunakan air saja atau dengan tiga buah batu yang dapat membersihkan tempat yang najis. Jika ia hanya ingin menggunakan salah satu nya, maka menggunakan air itu lebih utama. Hendaknya ia tidak menghadap kiblat atau membelakanginya jika ia ada di padang pasir (tanpa dinding) dan menghindari buang air kecil dan air besar di air yang tenang (tidak mengalir), di bawah pohon yang berbuah, di jalan, di tempat berteduh, dan di lubang. Hendaknya ia juga tidak berbicara selagi buang air kecil, tidak pula menghadap matahari dan bulan atau membelakanginya. Hal yang Membatalkan Wudhu Perkara yang membatalkan wudhu itu ada enam:
Hal yang Mewajibkan Mandi Perkara yang mewajibkan mandi itu ada tiga. Hal ini berlaku baik untuk laki-laki maupun perempuan.
Adapun yang dikhususkan untuk para wanita ada tiga:
Rukun Mandi Wajib Kewajiban (fardhu) dalam mandi wajib ada tiga:
Sunnah-sunnah dalam Mandi Wajib Sunnah-sunnah dalam mandi wajib ada lima:
Mandi-mandi yang Disunnahkan Mandi sunnah itu ada tujuh belas yaitu pada hari juma't, Pada dua hari raya, Pada shalat istisqa, Pada Shalat Khusuf, Pada Shalat kusuf, Orang yang memandikan mayyit, Orang kafir yang masuk islam, Orang gila yang kembali normal, Orang pingsan setelah sadar, Orang yang berihram, Orang yang memasuki mekkah, Orang yang wukuf di arafah, Orang yang bermalam di Muzdalifah, Orang yang melontarkan jumrah yang tiga, dan Orang yang berthawaf, Orang yang melakukan sa’i, Orang yang memasuki Madinah. Hukum Mengusap Khuf (sepatu) Mengusap khuf (sepatu) diperbolehkan dengan tiga syarat:
Orang yang muqim diperbolehkan mengusap khuf nya dalam rentang waktu sehari semalam sedangkan musafir tiga hari,tiga malam. Masa nya dihitung mulai dari saat ia berhadats setelah memakai khuf nya. Jika seseorang mengusap khuf nya dalam keadaan muqim kemudian safar atau mengusap dalam keadaan safar kemudian bermuqim maka ia menyempurnakan waktu usapan orang yang muqim. Perkara yang membatalkan usapan khuf ada tiga:
Syarat-syarat Tayammum Syarat tayammum ada lima:
Kewajiban dan Sunnah dalam bertayammum Kewajiban (fardhu) dalam bertayammum ada empat:
Sunnah-sunnah dalam bertayammum ada tiga:
Pembatal Tayammum Pembatal tayammum itu ada tiga:
Orang yang bagian tubuhnya diperban, maka ia melakukan sapuan di atas perban nya kemudian ia bertayammum dan shalat. Ia tidak diharuskan mengulangi shalatnya jika ia meletakkan perbannya di atas yang suci. Seseorang harus memperbaharui tayammum setiap kali ingin shalat fardhu akan tetapi ia cukup sekali tayammum untuk shalat-shalat sunnah. Pembahasan Najis Semua zat yang keluar dari dua jalan (qubul dan dubur) itu najis kecuali air mani. Hukum mencuci air kencing dan kotoran (tahi) adalah wajib kecuali kencing bayi laki-laki yang belum makan makanan (selain asi), cara mensucikannya cukup dengan dipercikkan air di atas nya. Semua najis tidak dimaafkan hukumnya kecuali darah yang sangat sedikit dan hewan yang tidak memiliki darah yang mengalir. Jika hewan ini jatuh ke dalam bejana dan mati, maka ia tidak membuatnya najis. Semua hewan itu suci kecuali anjing dan babi dan keturunan dari keduanya atau salah satunya. Semua bangkai itu najis kecuali bangkai ikan, belalang, dan manusia. Bejana yang dijilat anjing dan babi harus dicuci dengan tujuh basuhan, salah satu basuhan nya dengan tanah. Adapun najis selainnya cukup dengan sekali basuhan akan tetapi tiga basuhan lebih utama. Apabila khamr berubah menjadi zat lain dengan sendirinya, maka itu suci akan tetapi jika dicampurkan sesuatu, maka tetap najis. Hukum Seputar Haidh dan Nifas Darah yang keluar dari kemaluan wanita ada tiga macam:
Haidh adalah darah yang keluar dari kemaluan wanita dalam keadaan sehat (kebiasaan rutin) dan bukan karena melahirkan. Warnanya merah kehitaman dan berbau menyengat (khas). Nifas adalah darah yang keluar dengan sebab melahirkan. Istihadhah adalah darah yang keluar pada selain hari-hari (kebiasaan) haidh dan nifas. Waktu haidh yang paling cepat adalah sehari semalam, paling lama lima belas hari dan kebiasaan rata-rata para wanita itu enam atau tujuh hari. Waktu nifas yang paling cepat adalah sekejap(langsung berhenti segera setalhmelahirkan), paling lama enam puluh hari, dan kebiasaan rata-rata para wanita itu empat puluh hari. Waktu suci antara dua haidh paling cepat lima belas hari dan tidak ada batasan paling lamanya. Umur wanita mengalami haidh pertama paling cepat adalah Sembilan tahun. Masa kehamilan paling cepat adalah enam bulan,paling lama empat tahun, dan normal nya Sembilan bulan. Ada delapan perkara yang haram dilakukan oleh wanita yang haidh atau nifas:
Larangan Untuk Orang yang Junub Orang yang junub diharamkan melakukan lima perkara:
Larangan Bagi Orang yang Berhadats Orang yang berhadats diharamkan melakukan tiga perkara:
|
Hadits Dhaif – Syarah Al Mandzhumah Al Baiquniyyah Posted: 28 Jun 2010 08:59 PM PDT At Ta'liqat Al Atsariyyah 'ala Al Mandzhumah Al Baiquniyyah adalah salah satu kitab penjelasan (syarah) dari kitab Al Mandzhumah Al Baiquniyyah yang dikarang oleh ulama terkemuka masa kini, Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid Al Halaby. Insya Allah kami akan menerjemahkan kitab ini per pembahasan sampai selesai. Sebaiknya antum membaca dulu terjemah kitab Al Mandzhumah Al Baiquniyyah. Semoga Allah memuliakan ummat islam dengan ilmu.. وَكُلُّ مَا عَنْ رُتْبَةِ الحُسْنِ قَصُـرْ * فَهُوَ الضَّعِيفُ وَهْوَ أَقْسَامَاً كَثُرْ Setiap hadits yang lebih rendah dari derajat hasan adalah hadits Dhaif dan terbagi atas banyak bagian Hadits Dha’if [1]: Hadits yang tidak memenuhi derajat hasan karena kekurangan salah satu syarat dari syarat-syarat hadits hasan. Hadits dhaif ada berbagai macam, akan datang pembahasan sebagian macam nya di kitab ini, Insya Allah. Contoh hadits dhaif misalkan hadits yang diriwayatkan oleh At Tirmidzi (no. 2618), Ibnu Majah (no. 802), Ad Darimi (I/278), Ahmad (3/76) dan Ibnu Khuzaimah (no. 1502) dan selain mereka dari Abu Said Al Hudzri, ia berkata: telah berkata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam: إِذَا رَأَيْتُمُ الرَّجُلَ يَتَعَاهَدُ الْمَسْجِدَ فَاشْهَدُوْا لَهُ بِالِإيْمَانِ “Jika kamu melihat ada seseorang yang sering mendatangi masjid maka saksikanlah bahwa ia orang yang beriman” Hadits ini lemah karena pada sanad nya ada perawi yang bernama Darraj bin Sam’an Abussamhi[2]. Imam Adz Dzahabi berkata tentangnya[3]: “Darraj banyak meriwayatkan hadits munkar”. Imam Ahmad[4] dan selainnya berkata:”Hadit-hadits nya munkar” . Imam Ibnu Hajar juga berkata tentang nya di dalam kitab At Taqrib (no. 1824):”Ia Shaduq, akan tetapi riwayatnya dari Abul Haitsam dha’if”. Aku (Syaikh Ali Hasan Al Halaby) berkata:”ini sebagian pendapat para ulama”. [1] Lihat “At Tadrib” (1/179) dan “Al Baits” (hal. 44) [2] Lihat biografi nya pada “Tahdzibut Tahdzib” (3/208), dan “Al Mizan” (2/24) [3] Sebagaimana yang ia sebutkan pada “Talkhis Al Mustadrak” (1/212). Al Hakim juga mengatakan hal tersebut setelah membawakan riwayat nya [4] Sebagaimana yang ia sebutkan pada “Al Mughni Fid Dhu’afaa” (1/223) |
Hadits Hasan – Syarah Al Mandzhumah Al baiquniyyah Posted: 28 Jun 2010 08:35 PM PDT At Ta'liqat Al Atsariyyah 'ala Al Mandzhumah Al Baiquniyyah adalah salah satu kitab penjelasan (syarah) dari kitab Al Mandzhumah Al Baiquniyyah yang dikarang oleh ulama terkemuka masa kini, Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid Al Halaby. Insya Allah kami akan menerjemahkan kitab ini per pembahasan sampai selesai. Sebaiknya antum membaca dulu terjemah kitab Al Mandzhumah Al Baiquniyyah. Semoga Allah memuliakan ummat islam dengan ilmu..
وَالحَسَنُ المَعْروفُ طُرْقـاً وَغدَتْ * رِجَالَهُ لا كَالصَّحِيحِ اشْتَهَرَتْ Hadits Hasan adalah hadits yang jalur periwayatannya ma'ruf.. akan tetapi perawinya tidak semasyhur hadits shahih Aku berkata: Ketika Syaikh Abussatar mendapati syair ini, beliau berkata: وَالْحَسَنُ الْخَفِيْفُ ضَبْطًا إِذْ غَدَتْ * رِجَالَهُ لا كَالصَّحِيحِ اشْتَهَرَتْ Hadits hasan adalah hadits yang ke-dhabith-an perawinya ringan dan perawinya tidak semasyhur hadits shahih Hadits Hasan[1] : hadits yang bersambung sanadnya yang dibawakan oleh perawi yang adil namun memiliki kekuatan hapalan (dhabith) yang ringan, diriwayatkan dari perawi yang semisalnya dengan tanpa syad dan ‘illat. Contohnya hadits berikut: عن ابي هريرة قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَكْثِرُوْا مِنْ شَهَادَةِ انْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، قَبْلَ أَنْ يُحَالَ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهَا، وَلقِّنُوْهَا مَوْتَاكُمْ Dari abu hurairah, beliau berkata: Rasulullah bersabda: “Perbanyaklah kalian mengucapkan syahadat Laa ilaaha illallah sebelum terhalang antara diri kalian dengannya dan talqinlah orang yang sedang menghadapi kematian diantara kalian"[2] Sanad hadits ini hasan karena terdapat Dhimam bin Isma’il. Al Hafidz Adz Dzahaby berkata tentangnya[3]:”Dia Shalihul hadits, sebagian orang melemahkannya dengan tanpa hujjah”. Abu Zur’ah Al ‘Iraqy juga menukil pendapat Imam Ahmad bin Hambal dalam “Dzailul kasyif” (hal.144): “Dia Shalihul hadits“. Dari Abu Hatim:”Shaduq, ahli ibadah”, dari An Nasa’iy: “tidak ada masalah dengan nya”. Ibnu Hajar berkata tentangnya[4]:”Shaduq, rubbamaa Akhtha (terkadang salah)” dan pendapat lain yang semisal yang tidak menurunkan haditsnya dari derajat hasan. غَدَتْ : [5]صاَرَتْ (menjadi) [1] Lihat “At Tadrib” (1/153), “Al Ba’its” (hal. 37), Al As’ilah Al Faiqah (no. 5) oleh Al Hafidz Ibnu Hajat [2] Diriwayatkan oleh Abu Ya’laa (6147), Al Khatib di dalam “Tarikh” nya (3/38), Hamzah Al Kinany dalam “Juz’ul bithaqah” (no.7), Ar Rafi’iy dalam Tarikh Qazwin” (4/74) dari dua jalan; dari Dhimam bin Isma’il, dari Musa bin wardan, dari Abu Hurairah Peringatan : Penta’liq telah mendhaifkan hadits dalam Musnad Abi Ya’laa karena ada Suwaid bin Sa’ad. Guru Abu Ya’laa. Lihat “Silsilah As Shahihah” (No. 468) Maksud kata ” مَوْتَاكُمْ”: orang yang sedang sakarotul maut karena orang tersebut masih terkena pembebanan syariat. Sebisa mungkin untuk dilakukan talqin kepadanya untuk mengingatkannya dan agar ia mengucapkannya. Masalah Talqin ini telah tetap dan shahih dari Rasulullah adapun selain ini tidak sah. Lihat “Ahkamul Janaiz” (hal 10-11), “Silsilah Adh Dha’ifah” (2/64), dan tulisanku ” Al Qaul Al Mubin fi dha’fi haditsai At Talqin waqra’u Mautakum Yasin”. [3] Mizanul I’tidal (2/329) [4] Taqibut Tahdzib (1/374) [5] Al Mu’jam AL Wasith (2/652) |
Hadits Shahih – Syarah Al Mandzhumah Al Baiquniyyah Posted: 28 Jun 2010 08:25 PM PDT At Ta’liqat Al Atsariyyah ‘ala Al Mandzhumah Al Baiquniyyah adalah salah satu kitab penjelasan (syarah) dari kitab Al Mandzhumah Al Baiquniyyah yang dikarang oleh ulama terkemuka masa kini, Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid Al Halaby. Insya Allah kami akan menerjemahkan kitab ini per pembahasan sampai selesai. Sebaiknya antum membaca dulu terjemah kitab Al Mandzhumah Al Baiquniyyah. Semoga Allah memuliakan ummat islam dengan ilmu.. منظومة البيقونيةأَبْـدَأُ بِالحَمْـدِ مُـصَلِّياً علـى * مُحَمَّــدٍ خَيْرِ نَبيِّ أُرْسِـلاAku mulai dengan memuji Allah dan bershalawat atas Muhammad, nabi terbaik yang diutus وَذي مـنْ أقسـامِ الحَديثِ عِدَّهْ * وَكُـلُّ وَاحِـدٍ أَتَى وَحَـدَّهْInilah beberapa pembagian hadits.. Setiap bagian akan datang penjelasannya Hadits : Perkataan, Perbuatan, persetujuan atau sifat yang datang dari Nabi [1] Makna وَحَـدَّهْ [2]: Dengan huruf da yang bertasydid, dari kata الحَدّ yang bermakna pengertian, penjelasan[3]. أَوَّلُهَا الصَّحِيحُ وَهُـوَ مَا اتَّصَـلّْ* إسْنَادُهُ وَلَمْ يَشُذَّ أَوْ يُعَـلّْPertama hadits shahih yaitu yang bersambung sanad nya, tidak mengandung syadz dan ‘illat يَرْويهِ عَدْلٌ ضَـابِطٌ عَنْ مِثْلِـهِ * مُعْتَمَـدٌ فِي ضَبْطِهِ وَنَقْلِـهِPerawi nya ‘adil dan dhabith yang meriwayatkan dari yang semisalnya (‘adil dan dhabith juga) yang dapat dipercaya ke-dhabith-an dan riwayat nya Hadits Shahih[4]: Hadits yang bersambung sanadnya yang diriwayatkan oleh perawi yang adil dan dhabith dari yang semisalnya (sama-sama ‘adil dan dhabith juga) sampai ke ujung mata rantai sanad tanpa adanya syadz dan ‘illat. Contohnya perkataan Imam Bukhari dalam kitab Shahih nya: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ قَالَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَرَأَ فِي الْمَغْرِبِ بِالطُّورِ Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Yusuf, telah mengabarkan kepada kami Malik bin Syihab dari Muhammad bin Jubair bin Muth’im dari bapaknya, ia berkata: “Aku telah mendengar Rasulullah membaca surat At Thur pada shalat Maghrib”. [5] Hadits ini adalah hadits shahih karena telah memenuhi semua syarat hadits shahih pada isnad nya; perawi nya tsiqah (terpercaya), Al Ittishal (sanadnya bersambung), dan tidak syadz tidak pula mengandung ‘illat. Al Ittishal : Setiap perawi mendengar riwayat dari perawi yang ada di atas nya Al Isnad : mata rantai para perawi yang bersambung sampai nash hadits. Terkadang yang dimaksud dengan Al Isnad adalah menyandarkan hadits kepada orang yang menyampaikannya. Terkadang Al Isnad itu disebut dengan القَرَائِنُ (keterkaitan)[6] atau السَنَدُ (sanad). Setiap kata-kata tersebut memiliki makna yang sama jika dimutlakkan kecuali adanya isyarat yang menunjukkan maksud yang berbeda. Syadz (ganjil) : Riwayat perawi yang maqbul (diterima periwayatan nya) menyelisihi riwayat yang lebih utama dari nya, baik dari segi jumlah atau dari segi ke-tsiqah-annya. ‘Illat (cacat) : Sebab yang merusak ke-shahih-an hadits yang secara lahir nampak shahih dan tanpa cacat. Cacat ini tidak dapat diketahui kecuali oleh orang yang mendalami ilmu yang mulia ini. ‘Adil[7]: Perawi yang memiliki sifat taqwa, menjauhi hal-hal yang tidak baik (dosa dan maksiat) dan menjauhi hal-hal yang mengurangi muru’ah (kehormatan diri) di mata manusia. Dhabith : Hafalan nya kuat, memiliki pemahaman yang jeli, sangat baik dalam memahami berbagai permasalahan, memiliki ketetapan hafalan, dan mampu menjaga apa yang ia tulis semenjak ia menerima dan mendengar hadits tersebut sampai saat ia menyampaikan dan membawakan hadits tersebut. Dhabith itu ada 2 macam:
[1] Lihat Tadriburrawi (I/62) oleh Al Hafidzh As Suyuthi, Al Ba’its Al Hatsis (hal.20) oleh Ahmad Syakir, dan Qowa’idut Tahdits (hal. 61) oleh Al Qasimiy [2] Pada beberapa naskah, وَعَدَّه [3] Al Mu’jam Al Wasith (I / 160) [4] Lihat “At Tadrib” (I/62), “Al Ba’its” (hal. 21) dan Qowa’idut Tahdits (hal. 79) [5] (No. 4854) [6] Lihat Tadriburrawi (I/41-42) [7] Lihat Muqaddimah ibnu Shalah (hal. 94), Al Mukhtashar fi ‘ilmi Rijalil Atsar (hal. 43) oleh Abdulwahhab Abdullathif. [8] Lihat Muqaddimah ibnu Shalah (hal. 94) dan Tadribur Rawi (I/301) |
You are subscribed to email updates from Arabic and Online Islamic Center To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |